Menakjubkan, Ilmuwan Ciptakan Jaringan Otak dalam Sebuah "Chip"

KOMPAS.com - Ilmuwan dari Australian National University (ANU) berhasil menciptakan apa yang mereka sebut "otak dalam sebuah chip". Teknologi ini menggunakan semi konduktor untuk memandu pertumbuhan jaringan saraf menjadi koneksi yang bisa diprediksi.


Para ilmuwan tersebut berkata bahwa penemuan ini mungkin bermanfaat dalam pengembangan prostetik yang dapat digunakan di dalam otak untuk mengganti atau memperbaiki fungsi-fungsi dari jaringan yang rusak.

Para peneliti mampu menciptakan sebuah ‘rangka’ dimana sel otak tikus percobaan dapat menumbuhkan pola atau alur saraf, dengan menggunakan kawat nano yang dipasang pada pola di semikonduktor.

Chip tersebut membuktikan kemungkinan rangka kawat nano itu dapat digunakan memandu jaringan otak untuk membentuk koneksi fungsional. Secara teori, hal serupa dapat digunakan untuk menumbuhkan kembali jaringan otak manusia yang rusak.

Pemimpin penelitian, Dr Vincent Daria, mengatakan pertumbuhan sel-sel di otak menghadirkan tantangan yang unik bagi para ilmuwan.

“Jaringan otak ini agak berbeda, karena mereka perlu membentuk koneksi satu sama lain," jelasnya.

“Kapan pun anda mengingat sesuatu, hal itu sebenarnya merupakan koneksi antara satu sel dengan sel lainnya,” kata Dr Diara.

“Jika anda memiliki sel otak kemungkinan dapat tumbuh saling bersisian. Tapi jika anda tidak memilki koneksi ini, maka sel otak itu tidak berfungsi sebagai sirkuit,” tambahnya.

“Diperlukan lingkungan yang baik dimana sel-sel otak ini saling terhubung. Dan kita dapat membuatnya saling berintekasi satu sama lain,” katanya.

Beberapa Dekade Lagi


Terlepas dari peluang pengaplikasian di dalam prostetik otak, temuan ini juga memungkinkan ilmuan mendapatkan penampakan jarak dekat mengenai bagaimana cara kerja otak.

“Kita menempatkan sel-sel di dalam sebuah platform dimana kita dapat mempelajarinya secara lebih rinci,” kata Dr Daria.

“Jika kita dapat menganalisa bagaimana sel-sel otak ini saling terhubung satu sama lain, berbicara satu sama lain, kita kemungkinan dapat menghubungkan hal itu dengan apa yang sesungguhnya terjadi di dalam otak," jelasnya.

Dr Daria mengatakan penelitian bagaimana cara otak berperilaku merupakan prioritas bagi para peneliti.

Sementara pengaplikasian temuan ini dalam prostetik otak masih jauh.

“Temuan ini masih pada tahap dasar, kemungkinan baru bisa diaplikasikan dalam waktu 15-20 tahun lagi,” pungkasnya. 

Menarik Lainnya: